WELCOME TO BLOG'S DUTA SOSIAL KOTA CIREBON
Address : Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo No.123
Kota Cirebon - Jawa Barat
Telp. : (0231)-3331484
e-mail : dutasosial@yahoo.com
SELAMAT DATANG...

Kamis, 22 Desember 2011

Sejarah Singkat Cirebon


Mengawali cerita sejarah ini sebagai Purwadaksina, Purwa Kawitan Daksina Kawekasan, tersebutlah kerajaan besar di kawasan barat pulau Jawa PAKUAN PAJAJARAN yangGemah Ripah Repeh Rapih Loh Jinawi Subur Kang Sarwa Tinandur Murah Kang Sarwa Tinuku, Kaloka Murah Sandang Pangan Lan Aman Tentrem Kawontenanipun.Dengan Rajanya JAYA DEWATA bergelar SRI BADUGA MAHARAJA PRABU SILIWANGI Raja Agung, Punjuling Papak, Ugi Sakti Madraguna, Teguh Totosane Bojona Kulit Mboten Tedas Tapak Paluneng Pande, Dihormati, disanjung Puja rakyatnya dan disegani oleh lawan-lawannya.

Raja Jaya Dewata menikah dengan Nyai Subang Larang dikarunia 2 (dua) orang putra dan seorang putri, Pangeran Walangsungsang yang lahir pertama tahun 1423 Masehi, kedua Nyai Lara Santang lahir tahun 1426 Masehi. Sedangkan Putra yang ketiga Raja Sengara lahir tahun 1428 Masehi. Pada tahun 1442 Masehi Pangeran Walangsungsang menikah dengan Nyai Endang Geulis Putri Ki Gedheng Danu Warsih dari Pertapaan Gunung Mara Api.

Mereka singgah di beberapa petapaan antara lain petapaan Ciangkup di desa Panongan (Sedong), Petapaan Gunung Kumbang di daerah Tegal dan Petapaan Gunung Cangak di desa Mundu Mesigit, yang terakhir sampe ke Gunung Amparan Jati dan disanalah bertemu dengan Syekh Datuk Kahfi yang berasal dari kerajaan Parsi. Ia adalah seorang Guru Agama Islam yang luhur ilmu dan budi pekertinya. Pangeran Walangsungsang beserta adiknya Nyai Lara Santang dan istrinya Nyai Endang Geulis berguru Agama Islam kepada Syekh Nur Jati dan menetap bersama Ki Gedheng Danusela adik Ki Gedheng Danuwarsih. Oleh Syekh Nur Jati, Pangeran Walangsungsang diberi nama Somadullah dan diminta untuk membuka hutan di pinggir Pantai Sebelah Tenggara Gunung Jati (Lemahwungkuk sekarang). Maka sejak itu berdirilah Dukuh Tegal Alang-Alang yang kemudian diberi nama Desa Caruban (Campuran) yang semakin lama menjadi ramai dikunjungi dan dihuni oleh berbagai suku bangsa untuk berdagang, bertani dan mencari ikan di laut.

Danusela (Ki Gedheng Alang-Alang) oleh masyarakat dipilih sebagai Kuwu yang pertama dan setelah meninggal pada tahun 1447 Masehi digantikan oleh Pangeran Walangsungsang sebagai Kuwu Carbon yang kedua bergelar Pangeran Cakrabuana. Atas petunjuk Syekh Nur Jati, Pangeran Walangsungsang dan Nyai Lara Santang menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Mekah.

Pangeran Walangsungsang mendapat gelar Haji Abdullah Iman dan adiknya Nyai Lara Santang mendapat gelar Hajah Sarifah Mudaim, kemudian menikah dengan seorang Raja Mesir bernama Syarif Abullah. Dari hasil perkawinannya dikaruniai 2 (dua) orang putra, yaitu Syarif Hidayatullah dan Syarif Nurullah. Sekembalinya dari Mekah, Pangeran Cakrabuana mendirikan Tajug dan Rumah Besar yang diberi nama Jelagrahan, yang kemudian dikembangkan menjadi Keraton Pakungwati (Keraton Kasepuhan sekarang) sebagai tempat kediaman bersama Putri Kinasih Nyai Pakungwati. Stelah Kakek Pangeran Cakrabuana Jumajan Jati Wafat, maka Keratuan di Singapura tidak dilanjutkan (Singapura terletak + 14 Km sebelah Utara Pesarean Sunan Gunung Jati) tetapi harta peninggalannya digunakan untuk bangunan Keraton Pakungwati dan juga membentuk prajurit dengan nama Dalem Agung Nyi Mas Pakungwati. Prabu Siliwangi melalui utusannya, Tumenggung Jagabaya dan Raja Sengara (adik Pangeran Walangsungsang), mengakat Pangeran Carkrabuana menjadi Tumenggung dengan Gelar Sri Mangana.

Pada Tahun 1470 Masehi Syarif Hiyatullah setelah berguru di Mekah, Bagdad, Campa dan Samudra Pasai, datang ke Pulau Jawa, mula-mula tiba di Banten kemudian Jawa Timur dan mendapat kesempatan untuk bermusyawarah dengan para wali yang dipimpin oleh Sunan Ampel. Musyawarah tersebut menghasilkansuatu lembaga yang bergerak dalam penyebaran Agama Islam di Pulau Jawa dengan nama Wali Sanga
Sebagai anggota dari lembaga tersebut, Syarif Hidayatullah datang ke Carbon untuk menemui Uwaknya, Tumenggung Sri Mangana (Pangeran Walangsungsang) untuk mengajarkan Agama Islam di daerah Carbon dan sekitarnya, maka didirikanlah sebuah padepokan yang disebut pekikiran (di Gunung Sembung sekarang) Setelah Suna Ampel wafat tahun 1478 Masehi, maka dalam musyawarah Wali Sanga di Tuban, Syarif Hidayatullah ditunjuk untuk menggantikan pimpinan Wali Sanga. Akhirnya pusat kegiatan Wali Sanga dipindahkan dari Tuban ke Gunung Sembung di Carbon yang kemudian disebut puser bumi sebagai pusat kegiatan keagamaan, sedangkan sebagai pusat pemerintahan Kesulatan Cirebon berkedudukan di Keraton Pakungwati dengan sebutan GERAGE. Pada Tahun 1479 Masehi, Syarif Hidayatullah yang lebih kondang dengan sebutan Pangeran Sunan Gunung Jati menikah dengan Nyi Mas Pakungwati Putri Pangeran Cakrabuana dari Nyai Mas Endang Geulis. Sejak saat itu Pangeran Syarif Hidayatullah dinobatkan sebagai Sultan Carbon I dan menetap di Keraton Pakungwati.

Sebagaimana lazimnya yang selalu dilakukan oleh Pangeran Cakrabuana mengirim upeti ke Pakuan Pajajaran, maka pada tahun 1482 Masehi setelah Syarif Hidayatullah diangkat menajdi Sulatan Carbon membuat maklumat kepada Raja Pakuan Pajajaran PRABU SILIWANGI untuk tidak mengirim upeti lagi karena Kesultanan Cirebon sudah menjadi Negara yang Merdeka. Selain hal tersebut Pangeran Syarif Hidayatullah melalui lembaga Wali Sanga rela berulangkali memohon Raja Pajajaran untuk berkenan memeluk Agama Islam tetapi tidak berhasil. Itulah penyebab yang utama mengapa Pangeran Syarif Hidayatullah menyatakan Cirebon sebagai Negara Merdeka lepas dari kekuasaan Pakuan Pajajaran.
Peristiwa merdekanya Cirebon keluar dari kekuasaan Pajajaran tersebut, dicatat dalam sejarah tanggal Dwa Dasi Sukla Pakca Cetra Masa Sahasra Patangatus Papat Ikang Sakakala, bertepatan dengan 12 Shafar 887 Hijiriah atau 2 April 1482 Masehi yang sekarang diperingati sebagai hari jadi Kabupaten Cirebon.(dikutip dari www.kabcirebon.go.id)

Khas Makanan dan Batik Cirebon


Makanan dan Minuman Khas Cirebon

Nasi Jamblang :
Nasi jamblang adalah nasi yang di bungkus daun jati dengan lauk pauk yang bermacam-macam seperti paru, pusu, daging, tempe, tahu disertai dengan sambel khas cirebon dapat diperoleh : di berbagai tempat kota cirebon
Nasi Lengko :
Nasi putih yang dipadukan dengan tempe, tahu, mentimun toge dan daun kucai yang ditaburi bawang goreng dan kecap dan bumbu kacang dapat diperoleh : di berbagai tempat kota cirebon
Empal Gentong :
Makanan berkuah yang bersantan di padukan dengan daging. Dapat diperoleh : di berbagai tempat kota cirebon. Kebanyakan pedagang empal gentong berasal dari Desa Battembat
Tahu Gejrot ;
Tahu yang dipotong potong di tempatkan pada piring kecil terbuat dari tanah merah dengn bumbu gula merah dan bawang merah dapat diperoleh : di berbagai tempat kota cirebon
Bubur Sop :
Bubur yang berisi kol, daun bawang dan tauco disertai kuah sop yang ditarubi ayam suwir sama kerupuk. dapat diperoleh : di berbagai tempat kota cirebon
Sate Kalong :
Sate yang berjualannya menjelang magribdan satenya dari daging kerbau
Docang :
Lontong yang dipadukan daun singkong, toge, taburan kelapa parut dan kerupuk ditaburi dengan kuah terbuat dari dage/bumbu oncom
Mie Koclok :
Mie yang berisi toge, kol, dipadukan telor ayam dengan bumbu kuah santan
Kerupuk Udang :
Kerupuk khas goreng yang terbuat dengan racikan udang dan ikan dapat diperoleh : di berbagai tempat kota cirebon
Kerupuk Melarat :
Kerupuk yang berwarna warni terbuat dari aci yang proses penggorengan dengan menggunakan pasir, dapat diperoleh : di berbagai tempat kota cirebon
Kerupuk Lambak:
Kerupuk yang berwarna coklat kehitaman (warna kulit) terbuat dari kulit kerbau pilihan, dapat diperoleh : di berbagai tempat kota cirebon
Terasi Udang :
Terasi yang terbuat dari udang rebon sebagai bahan membuat sambal yang rasanya enak sekali.
Minuman Khas Cirebon
Tjanpolay :
Sejenis minuman dari sirup yang terkenal dari jaman dulu dapat diperoleh di berbagai tempat kota cirebon
Teh Poci :
Teh yang disuguhkan sejenis teko yang terbuat dari tanah liat (Poci) dan enak diminum pada malam hari dapat diperoleh : di berbagai tempat kota cirebon

Batik Cirebon Nan Eksotis

Bukan seloroh semata seandainya ada yang mengatakan bahwa Indonesia kaya akan sumber daya alamnya. Karena tidak ada satupun daerah di Indonesia yang tidak dapat mengolah sumber daya alamnya secara tepat guna. Seperti halnya di Cirebon, daerah yang secara geografis berada di sebelah utara Jawa ini.
Cirebon yang banyak menghasilkan kekayaan dari laut, sejak dahulu memang sudah dikenal dengan oleh-oleh khas lautnya, seperti terasi, kerupuk udang, abon ebi, ikan asing, dan kecap udang.
Tidak itu saja, oleh-oleh lainnya yang cukup diminati adalah sirup simpolay. Sirup yang menggunakan bahan dasar gula batu ini memberikan cita rasa alami yang berbeda dengan sirup lainnya.
Khas yang tak kalah menggoda adalah emping, manisan, rengginang, hingga kerupuk melarat. Dimana makanan khas tersebut tidak semata dari Cirebon, tetapi juga perpaduan dari daerah sekitar, seperti dari Plered, Indramayu, dan Kuningan. Bahkan ada beberapa modifikasi menarik yang dibuat dengan menggunakan bahan sama.
Sebenarnya makanan tersebut lebih dikenal di kalangan masyarakat menengah ke bawah. Namun, berkat pananganan yang piawai, seperti rasa dan penyajiannya, akan makanan ini dapat dirasakan setiap kalangan oleh toko-toko oleh-oleh yang menjamur di Cirebon.

Esotikisme Batik Trusmi
Tidak hanya di Yogyakarta, dan Solo saja, Cirebon juga terkenal dengan batiknya, terutama Batik Trusmi yang dibuat di desa Trusmi dalam warisan turun temurun. Sesuai dengan ciri khasnya, maka batik Trusmi juga mempunyai motif yang berbeda, yaitu kecil-kecil dan warna yang tidak mencolok. Warna dasar yang banyak digunakan adalah kuning gading, coklat muda, abu-abu, hitam, dan hijau. Sedangkan pola batik yang digunakan mempunyai istilah Megamendung, Wadas Singa, Naga Semirang, dan Taman Arum.
Batik yang mempunyai gaya Keraton (klasik), Kenduruan (batik Cina), dan Trusmi ini. Menggunakan pula berbagai macam kain sebagai media dasarnya, seperti katun Pekalongan, kain Paris, sutera Indonesia (mendekati sutera asli), sutera, dan alat tenun bukan mesin. Sama seperti pembuatan batik lainnya, proses yang digunakan ada yang tulis, cetak, dan printing.
Namun sayangnya, pengelolaan batik ini masih menggunakan manajemen tradisional dan kekeluargaan. Sehingga kualitas dan sistem pengelolannya masih kalah dengan Batik Yogya ataupun Solo yang lebih berkembang dan dikenal hingga ke mancanegara.

Bagaimana menuju ke sana ?
Kalau Anda ingin mengunjungi Desa Trusmi, letaknya di Kecamatan Weru, Plered, Cirebon. Jaraknya sekitar 15 km dari Cirebon.
Sedangakan bagi Anda yang ingin menikmati makanan khas Cirebon, kunjungi Pasar Kanoman, Pasar Pagi, Jaga Satru, atau Pujagalana (Pusat Jajanan Segala Ana) sekitar Komplek Gua Sunyaragi.

Struktur Organisasi Duta Sosial Kota Cirebon


Bekerja dibawah binaan dan naungan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Cirebon dalam bidang Kesejahteraan Sosial di Kota Cirebon pada Umumnya dan menitik beratkan terhadap anak-anak jalanan pada khusunya.

Tujuan Kegiatan :
1. Terciptanya masyarakat yang sejahtera
2. Mengentaskan masyarakat dari kebodohan
3. Membangun kreatifitas masyarakat
4. Membangun mental, akhlaq dan spiritual masyarakat
5. Meningkatkan tali silaturahmi antar masyarakat

Khususnya masyarakat dan anak jalan Kota Cirebon demi terciptanya Kota Cirebon yang bebas dari gelandangan, pengemis, PSK dan anak jalanan tahun 2011.
Mari kita dukung program ini demi terwujudnya kota Cirebon yang BERINTAN bersama DUTA SOSIAL KOTA CIREBON.

Struktur Organisasi Kepengurusanan Duta Sosial Kota Cirebon:

  1. DINSOSNAKERTRANS sebagai Pembina Duta
  2. TOMMY SETIAWAN sebagai Ketua Duta Sosial
  3. WENDHI TRI JULIANTO sebagai Wakil Ketua Duta Sosial
  4. AGITA SETYO SARI. S sebagai Bendahara
  5. SRI FITRIA NINGSIH sebagai Bidang Sosial 1
  6. WENDHI TRI JULIANTO sebagai Bidang Sosial 2
  7. QOMARUZZAMAN sebagai Bidang Perlengkapan 1
  8. RIZKY AMANULLAH sebagai Bidang Perlengkapan 2
  9. RINA YULIASTANTI sebagai Bidang Penyuluhan 1
  10. NUNUNG MASITOH sebagai Bidang Penyuluhan 2
  11. AYU SAFITRI sebagai Bidang Humas 1
  12. ULFAIN. sebagai Bidang Humas 2
  13. NUR HALIMAH sebagai Bidang Humas 3

Kamis, 06 Januari 2011

HIKARU BAND SIAP BERSAING DI BELANTIKA MUSIK INDONESIA !!!!!!

HIKARU BAND
(Binaan Dinsosnakertrans Kota Cirebon & Duta Sosial Kota Cirebon)

- Profil Hikaru Band
              Hikaru Band merupakan band yang berasal dari Kota Cirebon. Terbentuk pada tanggal 28 Februari 2010, yang terdiri dari  4 orang personil, yang sebelumya merupakan musisi jalanan di Kota Cirebon.

    Nama "Hikaru" berasal dari bahasa Jepang yang memiliki arti bersinar, dengan memiliki harapan kelak mampu menjadi band papan atas yang mampu bersinar di belantika musik Indonesia.

    Aliran musik yang diusung oleh Hikaru adalah pop alternative, aliran tersebut dibangun dengan dasar musik yang dipengaruhi oleh band-band papan atas Indonesia seperti : Ungu, Ada band, J-Rock, Dewa 19 dan sebagainya.

    Dengan Hits single berjudul "CURHAT" diharapkan lagu tersebut mampu di dengan dan di terima oleh seluruh masyarakat Indonesia, khususnya para pernikmat musik tanah air.

    Hikaru Band juga merupakan band binaan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Cirebon.


    - Profil Personil Hikaru Band


      1.      KEN (VOCALIS)



      Nama asli Uken Susanto, lahir di Cirebon tanggal 08 Januari 1991 sebagai anak bungsu dari 5 bersaudara. Ayahnya seorang pegawai bangunan. Ken sangat menyukai music sejak SMP berawal dari belajar memainkan alat musik gitar dan Ken pun sangat hobby menyanyi sejak kecil.

      2.      AZAY (GUITARIS)
      Nama asli Fajar Hermawan, lahir di Cirebon tanggal 25 Desember 1989 sebagai anak ke-4 dari 7 bersaudara. Azay pun telah mempunyai beberapa band yang berkecimpung di dunia music sejak tahun 2007 pada saat kelas 3 SMP.


      3.      ADIT (BASSIS)
      Nama asli Adit Tri Saputra, lahir di Cirebon tanggal 06 Juli 1992 sebagai anak bungsu dari 5 bersaudara ini memiliki hobby dalam bermusik sejak dia putus sekolah ketika kelas 1 SMA. Adit pun memiliki band Idola yakni Ungu yang selalu jadi panutan dalam hal bermusik.

      4.      LURI (DRUMER)
      Nama asli Luri Rifki Waridi, lahir di Cirebon tanggal 25 Desember 1989 sebagai anak ke-2 dari 4 bersaudara. Ayahnya bekerja di bengkel sebagai mekanik. Menyukai music sejak SMP sebelum bergabung di Hikaru Band Luri juga memiliki bakat dalam hal bermusik seperti PERKUSI, Luri juga memiliki darah seni dari Ayahnya. 























      Untuk men download "Lagu Curhat", silahkan anda klik link di bawah ini :

      DOWNLOAD MP3 LAGU CURHAT

      DOWNLOAD MP3 LAGU CURHAT II

      Website About Cirebon City

      http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Cirebon http://www.cirebonkota.go.id/ http://www.dikmencirebon.com/1/index.php

      TALK SHOW RADAR CIREBON TV

      TALK SHOW RADAR CIREBON TV
      Sebagai Narasumber di Radar Cirebon TV dalam hal Penanganan Permasalahan Pengentasan Anak Jalanan

      HUT Bank BUKOPIN di Kota Cirebon

      HUT Bank BUKOPIN di Kota Cirebon
      Pemberian Bantuan dr Bank BUKOPIN Kota Cirebon kepada anak jalanan binaan Duta Sosial Kota Cirebon dalam rangka memperingati HUT Bank Bukopin

      Cirebon Peduli Anak Bangsa

      Cirebon Peduli Anak Bangsa
      Bersama Duta Sosial Kota Cirebon, mari kita dukung program pemerintah untuk peduli terhadap masa depan anak bangsa dan generasi muda khusunya dikota Cirebon yang hidup dalam garis kemiskinan dan kurang mampu namun masih mengenyam pendidikan. Sisihkan sedikit harta & rejeki yang kita punya untuk membantu mereka. Bantuan/sumbangan dapat langsung diserahkan kekantor Dinas Sosial Tenaga Kerja & Transmigrasi Kota Cirebon yang beralamat di Jalan Dr. Cipto Mangunkusumo (Kepala Bidang Sosial Ibu Dra. MAEMUNAH, Msi.) "Sedikit Bagi Kita, Sangat Berarti Untuk Mereka". Donatur untuk anak Kurang Mampu dan Yatim Piatu dengan ketentuan besar bantuan yang akan diberikan kepada mereka sebagai berikut : Untuk Tingkat Sekolah Dasar besar bantuan Rp.30.000,- Untuk Tingkat Sekolah Menengah Pertama besar Bantuan Rp.50.000,- & Untuk Tingkat Sekolah Menengah Atas besar Bantuan Rp.75.000,-. Terima kasih atas kepedulian dari semua pihak yang telah dan akan membantu mereka yang mebutuhkan.

      Pencarian Informasi

      Charly ST 12 Didapuk Jadi Duta Sosial

      Charly ST 12 Didapuk Jadi Duta Sosial
      Lantaran sering melakukan kegiatan sosial terhadap sesama insan manusia yang kurang beruntung, Charly Van Houten dinobatkan menjadi Duta Sosial. Vokalis band ST 12 ini didapuk menjadi ikon kegiatan sosial lantaran sikap dan perbuatannya yang begitu peduli terhadap orang yang sedang didera masalah sosial-ekonomi. Sudah banyak contoh wujud kepedulian lelaki asal Cirebon ini. Mulai dari membantu Sinar, bocah perempuan miskin asal Polewali, Sulawesi Barat, mengamen secara sukarela untuk membantu meringankan biaya pengobatan Bilqis, bayi perempuan yang menderita penyakit Atresia Billier, serta menjenguk dan membantu Hariska, seorang penderita gangguan mental yang dipasung di Lampung. Berbagai bentuk kegiatan sosial yang dilakukan Charly, menurutnya merupakan sebuah panggilan hati secara pribadi yang tidak mempunyai tendensi apapun. Ia hanya menjalankan apa yang dititahkan agama kepada dirinya. “Itu hanyalah bentuk hal kecil kepedulian aku secara pribadi, dan aku yakin semua orang punya itu. Aku gak ada maksud apa-apa dibalik semua ini. Hanya ingin memberikan hak orang yang membutuhkan saja, itu kan sudah dititahkan di dalam agama, kita harus member zakat buat mereka yang punya hak.” Urai Charly saat diwawancara tim cumicumi di Jakarta, Kamis (18/02). Sekali lagi Charly menegaskan, aksi sosial yang ia lakukan selama ini tidak ada unsur mencari popularitas. Semua itu semata-mata ia lakukan agar dapat menjadi contoh yang baik saja bagi orang yang punya kemampuan lebih, untuk dapat berbagi kepada mereka yang berkekurangan. “Oh gak ada tuh, gak ada sama sekali kepikiran untuk cari popularitas atau apapun itu, gak ada banget. Semua ini murni mengalir aja, semoga aja bisa jadi contoh yang baik bagi orang yang punya lebih untuk bisa membantu mereka yang kekurangan.” Lanjut Charly. Meski terkesan muluk, namun Charly berharap agar pengentasan kemiskinan, khususnya perhatian penuh terhadap kesejahteraan anak-anak di Indonesia, dapat terlaksana dengan optimal. “Semoga ini ada manfaat yang baik bagi kita semua, apalagi kini banyak anak-anak Indonesia yang hidup memprihatinkan di bawah garis kemiskinan. Jadi harus dituntaskan banget demi kemakmuran masyarakat Indonesia.” Harap Charly. (mich) Sumber : dok. Indigo WasWas

      Upaya Preventif Atasi Masalah Anak Jalanan


      Tangan-tangan kecil itu seolah memanggilnya. Berlari dan mengejarnya. Naik dan mulai aktifitas dengan bermandikan debu dan solar. Di ujung jalan lain, sebayanya melambai-lambaikan tangan dengan menawarkan lembaran kertas yang berisi tulisan. Terkadang menoleh dan tak jarang pula dicuekin orang yang lalu lalang. Seorang diantaranya, berjalan menelusuri peristirahatan bus, warkop, warteg, emperan toko, bahkan di kampus yang seharusnya kelak mereka berada di sana.
      Demikian cerita singkat tentang aktifitasnya. Siapa mereka? Mereka adalah anak-anak yang sehari-harinya beraktifitas di jalanan. Menurut Tata Sudrajat (1999 : 5 ) anak jalanan dapat dikelompokan menjadi 3 kelompok berdasarkan hubungan dengan orang tuanya, yaitu : Pertama, Anak yang putus hubungan dengan orang tuanya, tidak sekolah dan tinggal di jalanan ( anak yang hidup dijalanan / children the street ). Kedua, anak yang berhubungan tidak teratur dengan orang tuanya, tidak sekolah, kembali ke orang tuanya seminggu sekali, dua minggu sekali, dua bulan atau tiga bulan sekali biasa disebut anak yang bekerja di jalanan ( Children on the street ) Ketiga, Anak yang masih sekolah atau sudah putus sekolah, kelompok ini masuk kategori anak yang rentan menjadi anak jalanan ( vulnerable to be street children ).
      Tidak selayaknya anak berada di jalanan, dipaksa merasakan pahit getirnya mencari sesuap nasi. Panas, hujan, debu, asap angkot yang lalu lalang faktor alam yang mereka hadapi. Intimidasi orang dewasa yang kerap mereka rasakan merupakan sedikit kisah penderitaan di jalanan. Sekolah seharusnya menjadi tempat mereka menimba ilmu dan bermain, bukan mencari nafkah di jalanan. Tukang sapu angkot, penjual plastik asongan, jual koran, semir sepatu, pengamen, pengemis, jual rokok, merupakan sedikit dari banyaknya profesi yang mereka tekuni.
      Hasil penelitian Hening Budiyawati, dkk. (dalam Odi Shalahudin, 2000 : 11) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan anak pergi ke jalanan berdasarkan alasan dan penuturan mereka adalah karena : 1) Kekerasan dalam keluarga. 2). Dorongan keluarga. 3). Ingin bebas. 4). Ingin memiliki uang sendiri, dan 5). Pengaruh teman.
      Selain faktor tersebut yang paling dominan menjadi penyebab munculnya anak jalanan adalah faktor kondisi social ekonomi di samping karena adanya faktor broken home serta berbagai faktor lainnya.
      Hidup menjadi anak jalanan bukanlah merupakan harapan dan cita-cita seorang anak. Tidak ada seorang anakpun yang dilahirkan bercita-cita menjadi anak jalanan. Anak merupakan bagian dari komunitas seluruh manusia di muka bumi. Tanpa terkecuali anak jalanan. Mereka bukan binatang, sampah, atau kotoran yang menjijikkan. Anak jalanan juga manusia yang mempunyai rasa dan hati. Dikejar-kejar, ditangkap, diboyong ke truk secara paksa, diinterogasi bersama-sama dengan preman, pencuri, perampok, bahkan pembunuh tanpa memikirkan bagaimana cara hak-hak mereka bisa terpenuhi.
      Usaha-usaha represif haruslah dihindari dan menjadi cara terakhir dalam menertibkan anak jalanan. Cara tersebut sangat tidak baik bagi perkembangan mental anak. Pencegahan merupakan cara yang terbaik dalam mengatasi anak jalanan. Apabila faktor-faktor yang menyebabkan mereka turun ke jalanan dapat diminimalisir maka bukan tidak mungkin pula aktifitas anak jalanan dapat berkurang.
      Pertama, pemerintah harus memikirkan tempat tinggal yang layak bagi anak jalanan. Rumah singgah misalnya, dimana mereka merasa aman dan mendapatkan perlindungan. Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara (Pasal 34). Negara wajib memelihara anak-anak terlantar, bukan memeliharanya berkeliaran di jalanan untuk mencari nafkah. Program Orang Tua Asuh dapat membantu pemerintah dalam menangani masalah anak jalanan. Anak dapat merasakan bagaimana kasih sayang Orang Tua Asuh mereka yang mungkin tidak pernah dirasakan di keluarganya sendiri. Mendapatkan penghidupan yang layak dan perlindungan yang tidak mereka dapatkan di jalanan. Hal ini penting, karena berbicara anak jalanan berarti berbicara dimana mereka tinggal untuk mendapatkan perlindungan, baik dari faktor alam (panas dan hujan) maupun dari faktor manusia sendiri (orang dewasa yang melakukan tindak kekerasan).
      Kedua, bila sekolah berbiaya murah dan gratis niscaya anak yang beraktifitas di jalanan akan berkurang. Anak-anak tidak perlu memikirkan bagaimana mencari uang sekolah. Melunasi uang buku, membayar uang ujian, uang hari guru, uang perpisahan, dan segala macam jenis uang lainnya yang sangat membebani ekonomi keluarga. Sudah saatnya anak Indonesia terbebas dari buta huruf dan kebodohan. Bukan hanya bisa melihat gedung-gedung tinggi tapi mampu membuatnya, dapat membuat dan menerbangkan pesawat bukan hanya melihat terbangnya pesawat. Kesemuanya itu tidak mungkin dapat dihasilkan di jalanan, melainkan di bangku sekolah. Suatu negara akan punah bila mewarisi anak-anak yang lemah dan tak berilmu. Seorang saja anak yang ditinggalkan dalam keadaan lemah dan bodoh, maka suramlah masa depan suatu bangsa itu. Hal ini sangat penting menjawab pertanyaan mengapa mereka ada di jalanan tidak bersekolah.
      Ketiga, membuat kegiatan-kegiatan yang mengikutsertakan partisipasi anak secara rutin. Hal ini dimaksudkan untuk mengisi waktu luang anak sehingga tidak mudah untuk terjerumus kepada hal-hal yang tidak diinginkan, seperti beraktifitas di jalanan untuk mencari uang. Tentunya kegiatan tersebut diarahkan kepada perkembangan mental anak yang cenderung untuk belajar dan bermain diusianya. Misalnya dengan mengikutsertakan partisipasi anak dalam belajar dan bermain Sepak Bola. Sepakbola merupakan sebuah permainan yang sangat digemari oleh setiap orang di dunia tak terkecuali oleh anak-anak. Anak-anak kerap memainkannya dimana saja, baik di lapangan bola, rumah, halaman, tanah kosong, jalan aspal, tempat parkir sampai gang-gang kecil menuju rumah mereka..
      Penanganan masalah anak jalanan bukanlah tugas pribadi dari pemerintah, melainkan tugas kolektif dari seluruh elemen masyarakat. Namun yang menjadi penanggung jawab utama dalam penanganan masalah ini adalah pemerintah sebagai pelayan masyarakat dan pengemban amanat konstitusi. Jelas di dalam konstitusi disebutkan “Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara” (Pasal 34 UUD 1945). Jadi jelas bahwa pemerintah penanggung jawab utama dalam penanganan masalah anak jalanan dan berkewajiban untuk merealisasikan 20% dari APBN untuk pendidikan Anak Indonesia.
      Konsep-konsep yang telah dipaparkan di atas, diharapkan mampu untuk merubah masa depan anak-anak Indonesia. Anak-anak inilah nantinya akan menjadi generasi penerus bangsa yang katanya besar, terdiri dari ribuan pulau dan perairan yang luas. Dari mereka akan muncul pemimpin masa depan bangsa ini.

      Apakah mungkin Presiden yang akan datang berasal dari Anak Jalanan?

      KPAI "Penanganan Anak Jalanan Harus Sistematik"

      JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengusulkan kepada pemerintah untuk menghentikan pemenjaraan serta kriminalisasi anak yang berhadapan dengan hukum. Menurut Ketua KPAI Hadi Supeno, penanganan masalah anak, termasuk anak jalanan dan anak terlantar harus sistemik dan menyeluruh.

      "Akar permasalahan anak terlantar dan anak jalanan adalah ketidakberdayaan orangtua dan kebijakan negara dan seluruh sektor yang membuat mereka menjadi kelompok tersingkir. Penanganannya harus sistemik, karena mereka korban dari tindakan orang dewasa," kata Hadi di sela-sela jumpa pers, di Kantor KPAI, Jakarta.

      Hadi memaparkan anak terlantar dan anak jalanan dari tahun ke tahun meningkat tajam. Data terakhir menunjukkan bahwa jumlah anak terlantar mencapai 5,4 juta orang, anak hampir terlantar mencapai 12 juta orang atau ada 17 juta anak terlantar dan hampir terlantar. Dari jumlah tersebut, 230 ribu diantaranya menjadi anak jalanan yang tersebar di kota besar di Indonesia. Tercatat, 95 persen anak jalanan berasal dari keluarga miskin, berpendidikan rendah, dan dari lingkungan masyarakat yang eksploitatuf terhadap anak.

      "Disamping jumlahnya yang mencengangkan, fakta lain menunjukkan anak jalanan tidak terpenuhi hak-haknya sebagai anak, baik pendidikan maupun kesehatan," tutur Hadi.

      Selain lain,KPAI juga mendesak agar pemerintah segera menyelesaikan RUU Sistem Peradilan Anak. Usulan lainnya, KPAI mendesak agar pemerintah menarik target membersihkan kota dari anak jalanan tanpa disiapkan alternatif solusi yang memadai. Dan terakhir, KPAI merekomendasikan kepada pemerintah untuk membangun sistem Jaminan Sosial Anak sebagai solusi komprehensif penanganan anak terlantar dan anak jalanan.

      *@Arsip Duta Sosial Kota Cirebon


      "Sebagai Acuan" Cimahi Siapakan Perda Penanganan Anak Jalanan

      CIMAHI, (PRLM).- Dinas Sosial Kota Cimahi tengah menyiapkan peraturan daerah (perda) untuk penanganan anak jalanan. Salah satu penekanan dalam perda tersebut adalah larangan bagi masyarakat untuk memberikan sumbangan uang kepada anak jalanan. Pembentukan perda dianggap perlu mengingat Kota Cimahi adalah daerah perlintasan yang kerap kali disinggahi anak jalanan.

      Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial dan Kesejahteraan Sosial pada Dinas Kependudukan, Pencatatan Sipil,
      Sosial, dan Tenaga Kerja Kota Cimahi Agustus Fajar mengatakan, saat ini, pihaknya tengah melakukan penggodokan naskah perda untuk kemudian diajukan pada legislatif. ”Saat ini, masih digodok. Mudah-mudahan, pada tahun 2011 nanti sudah bisa kita ajukan pada legislatif,” katanya.

      Menurut Agustus, jumlah anak jalanan di Kota Cimahi relatif sedikit. Mayoritas anak jalanan yang ada, menurut dia, justru bukan berasal dari Kota Cimahi. Ada dua titik yang disinyalir dijadikan tempat mangkal anak jalanan, yakni di daerah RS Dustira dan Cimindi. Meskipun demikian, ada titik lain tempat anak jalanan yaitu Jalan Gatot Subroto dan Pasar Antri Baru.

      Ia mengatakan, pemerintah kota telah melakukan pendataan anak jalanan pada Februari 2010 hingga Maret 2010. Dari pendataan itu, ada sekitar dua puluh anak yang terjaring pendataan di daerah Dustira. Rata-rata, usia anak jalanan itu sekitar 6-15 tahun. Sehari-harinya mereka biasa mengamen, dan tak jarang mereka ada yang ngelem.

      Mengenai masalah anak jalanan, menurut Agustus, sebenarnya tidak ada kendala yang berarti dalam penanganannya. Namun, yang dibutuhkan adalah waktu yang cukup panjang dalam melakukan pembinaan ataupun rehabilitasi untuk mereka yang kecanduan ngelem.

      ”Kami menggandeng berbagai pihak dalam penanganan anak jalanan, seperti LSM, relawan dari universitas, Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3), dan masyarakat. Masalah anak jalanan perlu penanganan serius agar terprogram. Dalam waktu dekat, kami akan melakukan rapat koordinasi,” katanya.

      Kapan Kota Cirebon Bisa Membuat Perda Mengenai Penanganana ANak Jalanan????

      *@Arsip Duta Sosial Kota Cirebon

      40 Tuna Karya Dilatih Life Skill

      CIREBON - Banyaknya para siswa yang drop out, anak jalanan di Kota Cirebon, dan minimnya kemampuan yang dimiliki khususnya di bidang otomotif dan komputer, Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Cirebon bekerjasama dengan STM PUI Kota Cirebon mengadakan pelatihan dan pembinaan di bidang komputer dan otomotif, kemarin.

      Dalam acara itu, hadir Staf Ahli Walikota Drs Abidin Aslich, Kepala Dinsosnakertrans Drs Korneli MM yang diwakili Maemunah MSi, serta Kepala STM PUI Kota Cirebon, Drs H Abdul Halim Falatehan.
      Maemunah menjelaskan, pelatihan komputer dan otomotif dilaksanakan 9-28 Desember, dengan ketentuan 15 orang dari tuna karya, putus sekolah, dan drop out yang akan mengikuti pelatihan dunia otomotif dan 25 orang perwakilan dari PSM mengikuti pelatihan internet dan komputer.
      “Kegiatan itu dibedakan untuk bidang otomotif hanya 15 hari bertempat di bengkel PUI, kemudian untuk pelatihan computer dilakukan 20 hari penuh bertempat di STM PUI, Jalan Ahmad Yani,” kata Maemunah.
      Ditambahkan Maemunah, setelah mengikuti pelatihan ini, mereka akan dibina oleh civitas STM PUI Kota Cirebon, dengan MOU antara Dinsosnakertrans dan STM PUI selama dua tahun dalam membina para PSM dan tuna karya di Kota Cirebon.

      PENCARIAN DONATUR

      Duta Sosial Kota Cirebon juga mencari dan menerima donatur untuk menunjang setiap kegiatan sosial yang dilakukan Duta Sosial Kota Cirebon yang selema ini bersumber dari dana dan bantuan atas kepedulian anggota Duta Sosial Kota Cirebon itu sendiri serta beberapa orang(donatur) yang peduli akan kerja dari Duta Sosial berupa dana/materi, peralatan dan perlengkapan serta bantuan dalam bentuk barang/benda lainnya. Hanya dengan bermodalkan kerja keras dan semangat kami tetap berjuang untuk mengentaskan kota Cirebon dari gepeng dan anak-anak jalanan. Untuk itu kami mengetuk hati Bapak/Ibu, saudara-sudara serta semua kalangan baik itu dari Individu, Lembaga, Perusahaan, Instansi maupun Organisasi serta LSM yang ingin berbagi kepada sesama dan menyisihkan sedikit rezekinya untuk beramal dan bersedekah, kami selalu membuka kedua tangan untuk kepedulian dari saudara-saudara sekalian. Bantuan bisa berupa Dana Bantuan, Barang atau Benda maupun Sumbangsih fikiran dan masukan.

      Untuk Bantuan berupa dana bantuan dapat diserahkan langsung kepada pengurus organisasi Duita Sosial Kota Cirebon dibawah ini :

      - Tommy Setiawan / 087 829 760 219 - 085 720 349 951
      - Rudi Rianto / 081 938 938 002 - 0231 333 1484
      - Ayu Safitri / 089 770 732 55
      - Agita S.S Saputri / 085 724 412 346
      - M. Soleh A. / 089 973 944 27
      - Rinna Y. / 085 295 551 554
      - Qomaruzzaman / 085 224 343 435
      (bisa melalui sms dan email ke : dutasosial@yahoo.com)

      Untuk donatur dalam bentuk dana bantuan dengan kiriman lewat bank/transfer dapat dikirim melalui salah satu anggota Duta Sosial Kota Cirebon ke :
      Bank Mandiri an. Rudi Rianto No. Rekening : 0310006227857
      Bank Syariah Muamalat an. Agita Setyo Sari Saputri No. Rekening : 9204473399
      (beritahukan ke contact person yang bersangkutan diatas)


      Untuk bantuan berupa barang/benda yang dikirim melalui jasa pengiriman barang dapat dikirim ke alamat :
      Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Cirebon Jalan Dr. Cipto Mangunkusumo No.123 Kota Cirebon Up. Duta Sosial Kota Cirebon

      Tanda Terima bantuan akan kami kirim kembali ke alamat si pengirim via pos sebagai bentuk dan bukti tanda terima dari kami Duta Sosial Kota Cirebon.

      Demikian Pemberitahuan ini kami sampaikan, besar harapan kami agar Bapak/Ibu, saudara-sudara serta semua kalangan baik itu dari Individu, Lembaga, Perusahaan, Instansi maupun Organisasi serta LSM bersedia untuk menjadi donatur kami. Atas segala perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

      Hormat Kami

      Duta Sosial Kota Cirebon

      Apa langkah kongrit yang perlu kita lakukan bersama Duta Sosial Kota Cirebon untuk membebaskan Kota Cirebon dari Gepeng, Anak Jalanan dan Penyakit masyarakat lainnya tanpa harus melakukan kekerangan yang melanggar hak azazi kemanusiaan mereka?

      ARTI DAN MAKNA LOGO DUTA SOSIAL KOTA CIREBON

      Motif Mega Mendung melambangkan kalau organisasi ini berada di Kota Cirebon yang terkenal dengan batik mega mendungnya.

      Gambar Atap Rumah berwarna hijau melambangkan kalau organisai ini merupakan wadah dan naungan untuk masyarakat kurang sejahtera khususnya anak jalanan serta masalah sosial lainnya.

      Gambar Susunan Batu Bata berarna biru melambangkan kalau organisasi social ini mengutamakan kebersamaan dan bersosialisasi.

      Gambar Bintang berwarna kuning melambangkan kalau organisasi ini mempunyai tujuan dan cita-cita yang tinggi.

      Gambar Pita berwarna Putih bertuliskan DUTA SOSIAL KOTA CIREBON melambangkan kalau organisasi sosial ini mengutamakan keikhlasan dan ketulusan hati dalam bekerja dan sebagai tali cinta kasih kepada sesama dan menandakan kalau organisasi ini bernama DUTA SOSIAL yang berada di KOTA CIREBON.

      Gambar Tali melingkar berwarna hitam melambangkan tali persaudaraan yang kuat dan tidak akan pernah putus.

      Warna Biru melambangkan kedermawanan dan jiwa sosial.

      Warna Kuning melambangkan semangat yang tinggi dan tujuan yang mulia.

      Warna Hijau melambangkan kedamaian dan kesejahteraan.

      Warna Merah melambangkan keberanian dan ketegaran.